Senin, 05 September 2022

DASAR-DASAR KEWIRAUSAHAAN

DASAR-DASAR KEWIRAUSAHAAN

1.     Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah kemampuan dan tindakan untuk menciptakan sesuatu yang dapat memberikan peluang dan nilai tambah.

Menurut Ropke, kewirausahaan merupakan proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang telah ada(inovasi), dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat.

2.     Karakteristik Wirausaha

Dari hasil penelitian Prof.Dr.Yuyus Suryana, S.E., M.S. dan Dr. Ir. Kartib Bayu, M.Si. karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha dibagi ke dalam lima golongan besar, yaitu :

a.     Memiliki motivasi yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan, karakternya: 1) Pekerja keras, 2) Tidak pernah menyerah, 3) Memiliki semangat, 4) Memiliki komitmen yang tinggi.

b.     Berorientasi ke masa depan, karakternya adalah : 1) Visioner, 2) Berpikir Positif, 3) Memiliki pengetahuan yang luas

c.      Memiliki jiwa kepemimpinan yang unggul, karakternya adalah : 1) Berani bertindak, 2) Membangun tim yang baik, 3) Berpikir dan berjiwa besar, 4) Berani megambil resiko, 5) memiliki Mentor, 6) Berpikir terbuka, 7) Kepercayaan

d.     Memiliki jaringan usaha yang luas dengan karakter : 1) jaringan kerja, 2) Teman, 3) Kerjasama

e.     Tanggap dan kreatif menghadapi perubahan, karakternya : Berpikir kritis, menyenangkan, proaktif, kreatif, inovatif, efisien, produktif dan orisinal.

 

MENANGKAP PELUANG USAHA

1.       Peta Peluang Usaha

Menetapkan peta peluang usaha atau bisnis bukanlah hal yang gampang. Selain membutuhkan kecakapan dan ketentuan serta memerlukan sikap arif dan bijaksana. Peta peluang usaha yang berhasil akan diidentifikasikan oleh pengalaman dan pendekatan terhadap faktor manusia, sedangkan kunci peluang usaha lainnya lebih banyak ditentukan oleh teknologi informasi dan komunikasi.

Wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai peta peluang usaha yang sudah ada, serta menghimpun sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mendapatkan keuntungan. Mereka sanggup membuat penemuan-penemuan baru yang mampu membuat terobosan dan memanfaatkan peta peluang usaha yang menguntungkan. Berdasarkan peta peluang usaha, wirausahawan dapat memasarkan barang-barang baru, menciptakan pasar baru, dan berusaha agar usaha yang yang ditanganinya mampu bersaing dan maju pesat. Dari peta peluang usaha dapat dijalankan atau dilanjutkan dengan peta situasi dan kondisi lingkungan usaha yaitu :

a.       Berapa luas pasarnya dan siapa calon pembelinya

b.       Siapa pesaing usahanya dan bagaimana kemampuannya

c.       Bagaimana kebijakan pemerintah terhadap bidang usaha yang digeluti

d.       Bagaimana perkembangan teknologi dalam bidang usaha yang digeluti

e.       Apakah perekonomian Indonesia sedang menanjak baik atau sedang mengalami inflasi atau resesi

f.         Adakah hambatan-hambatan di dalam usahanya

 

2.       Strategi Menangkap Peluang Usaha

Strategi adalah kiat atau siasat. Peluang usaha yang ada harus dimanfaatkan dengan strategi yang tepat. Strategi pemanfaatan peluang usaha dapat dilakukan dengan :

a.       Intergrasi Vertikal

Menangkap peluang usaha dengan mengadakan kerja sama secara kontinue saling mendukung atau menggabungkan 2 atau lebih usaha, misalnya pengusaha peternak ayam dengan restoran aneka masakan ayam.

b.       Menambah kapasitas

Strategi dengan menambah jumlah barang yang akan diproduksi, misalnya pada musim mendekati hari raya, maka perusahaan garmen akan menambah jumlah produk pakaian sebagai antisipasi naiknya daya beli masyarakat.

c.       Memasuki bisnis baru

Strategi yang dilakukan dengan memasuki bisnis yang benar-benar baru yang sebelumnya tidak ada, atau sebagai pengembangan dari usaha yang telah ada, misalkan perusahaan restoran makanan mengembangkan usahanya dengan menambah arena mainan di lingkungan sekitar restoran yang tujuan usahanya adalah agar pengunjung tidak hanya menikmati makanannya saja melainkan bisa sekaligus refreshing bagi keluarganya.

 

ANALISIS PELUANG USAHA

Seorang wirausaha harus dapat memanfaatkan peluang usaha secara sistematis dan bertujuan, dimulai dari analisis sumber-sumber peluang usaha yang ada di perusahaannya secara luas. Adapun persiapan dalam pelaksanaan analisis usaha dapat dilakukan sebagai berikut :

1.     Meneliti berapa luas usaha yang akan di pilih

2.     Bentuk usaha apa yang akan di pilih .

3.     Jenis usaha apa yang akan ditekuninya .

4.     Bagaimana mangenai informasi usaha yang akan diterima .

5.     Adakah peta peluang usaha yang menguntungkan

 

Di dalam menganalisis peluang usaha, harus di mulai dengan perencanaan yang matang dan penuh perhitungan tentang segala kemungkinan yang akan menggagalkan usaha atau bisnisnya. Jangan gegabah dan asal-asalan, meniru tanpa berpikir atau menyerah pada nasib. Dengan adanya analisis SWOT (Strength artinya kekuatan, Weakness artinya kelemahan, Opportunity artinya peluang, dan Threat artinya ancaman), Berarti kita dapat mengetahui peta peluang usaha di mana kita berada. Di dalam analisis SWOT ini, peluang merupakan tantangan yang harus di hadapi dan harus diambil. Untuk mengambil keputusan diperlukan naluri, keberanian, dan nalar kritis. Peluang dapat muncul secara tiba-tiba, namun mungkin juga sudah di ketahui sebelumnya.

Adapun proses analisis peluang usaha secara sistematis meliputi delapan langkah :

1.       Menentukan tujuan usaha

2.       Mengumpulkan fakta-fakta ,data,dan informasi .

3.       Mengadakan analisis mengenai fakta–fakta, data, informasi

4.       Merumuskan secara tegas, tepat ,dan bertanggung jawab.

5.       Merumuskan berbagai macam alternatif dan memilih alternatif yang terbaik,untuk merealisasi sasaran bidang usaha yang diinginkannya.

6.       Merumuskan rencana strategis usaha jangka panjang.

7.       Merumuskan rencana taktik usaha jangka pendek .

8.       Menyusun anggaran belanja bidang usaha atau perusahaan

MERANCANG PROSES PRODUKSI

 

Perencanaan proses produksi adalah perencanaan tentang produk apa dan berapa jumlahnya masing-masing, yang segera diproduksikan pada periode yang akan datang. Akan tetapi, semua produk yang tercantum di dalam perencanaan proses produksi barang/jasa, belum tentu akan dicantumkan seluruhnya pada suatu periode yang akan datang.

Adapun perbedaan antara perencanaan proses produk dan perencanaan proses produksi adalah bahwa pada perencanaan proses produk akan banyak menyangkut aspek-aspek teknis, sedangkan pada perencanaan proses produksi akan lebih banyak menyangkut aspek-aspek ekonomis. Pada perencanaan proses produksi, dititik beratkan kepada produk apa, produk yang bagaimana, dan berapa jumlah produk yang akan diproduksi.

 

Faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun perencanaan proses produksi dan jasa

Di dalam membuat perencanaan proses produksi dan jasa yang tepat, seorang wirausahawan perlu memperhatikan dan mempertimbangkan masalah intern dan masalah ekstern perusahaan.

Masalah intern adalah masalah yang datangnya dari dalam perusahaan sendiri, seperti mesin­mesin, peralatan, bahan baku, dan tenaga kerja. Adapun masalah ekstern perusahaan adalah masalah yang datangnya dari luar perusahaan, seperti keadaan politik, ekonomi, resesi, deflasi, inflasi, deregulasi, kebijaksanaan pemerintah, dan devaluasi. Untuk menetapkan perencanaan proses produksi dan jasa, seorang wirausahawan perlu memperhatikan berbagai faktor sebagai berikut :

a.       Manfaat produk bagi konsumen;

b.       Permintaan pasar terhadap produk;

c.       Potensi usaha seorang wirausahawan untuk memperoleh keuntungan;

d.       Fasilitas operasi proses produksi;

e.       Kekuatan persaingan dari perusahaan lain;

f.         Kemampuan distribusinya;

g.       Pengembangan produk pada masa yang akan datang.

 

PRODUK BARANG DAN JASA

Produk yang dipilih oleh seorang wirausahawan harus memperhatikan kebutuhan dan keinginan serta selera masyarakat. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada suatu pasar agar diperhatikan, diminta, dibeli dan dikonsumsi sehingga dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan seseorang. Selain banyak pilihan, dalam pembuatan produk selalu mengutamakan :

-        Selera masyarakat

-        Permintaan masyarakat

-        Trend dan perubahan yang terjadi

-        Kenyamanan dan gaya produk

-        Kemudahan dan keamanan

Sebelum memulai membuat produk, alangkah lebih baik jika worausahawan melakukan studi kelayakan terlebih dahulu agar mengetahui produk tersebut layak atau tidak untuk dilaksanakan.

1.   Produk Barang

Identifikasi kebutuhan konsumen meliputi hal-hal berikut ini :

a.       Kebutuhan pokok/utama ( primer ) yaitu kebutuhan untuk menunjang kebutuhan pribadi yang utama

b.       Kebutuhan penunjang ( sekunder ), yaitu kebutuhan yang sifatnya menunjang kehidupan lebih baik

c.        Kebutuhan pelengkap dan mewah (tersier) yaitu pelengkap kebutuhan yang sifatnya mewah.

Seorang wirausaha mengklasifikasikan barang berdasarkan pada kebiasaan konsumen, diantaranya :

a.       Barang yang mudah didapat (convenience goods)

b.       Barang shopping (Shooping goods)

Ciri khusus yang dibuat untuk konsumen agar mudah mengenali, seperti kualitas, keunggulan, model dan penampilan dari produk yang dibuat.

2.   Produk Jasa

Jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang sifat dan bentuknya ditunjukkan dengan ciri sebagai berikut :

a.       Tidak berwujud ( intangibility)

b.       Tidak dapat dipisahkan ( inseparability )

c.        Berubah-ubah (variability )

d.       Daya tahan ( perishability )

Mengenali informasi dari konsumen mengenai produk dan jasa yang sedang diminati dan dibutuhkan saat ini, merupakan langkah awal yang tepat sebelum menentukan produk dan jasa apa yang akan dihasilkan. Untuk itu, perusahaan penghasil barang/jasa harus selalu berusaha berinovasi terhadap jenis produk dan jasa yang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen. Jenis produk dapat dibedakan menjadi :

a.       Consumers goods

b.       Industrial goods

Jenis produk berdasarkan tujuan pemakaiannya terdiri atas :

a.       Shooping goods, barang yang perlu pertimbangan kualitas, harga, kemasan dan jenis

b.       Convenience goods, barang yang mudah dicari jika diperlukan setiap saat

c.        Speciality goods, barang yang memerlukan pelayanan pelayanan khusus dan terdapat di toko tertentu

d.       Unsought goods, barang yang tidak dicari dan pemasarannya dengan mendatangi konsumen.

 

Setiap produk yang dihasilkanpasti memenuhi kepuasan konsumen karena merupakan refleksi kualitas dari produk tersebut. Secara garis besar ada 5 kategori utama untuk produk, yaitu :

a.       Produk komoditi atau mirip komoditi, misalnya beras, garam, korek api kayu.

b.       Non Durable Consumers Goods atau sering disebut juga fast moving consumer goods, seperti rokok, sabun, pasta gigi, sampo dan seterusnya.

c.        Durable/big ticket item custumer goods. Contoh TV, mobil, Rumah

d.       One Shot Deal Industries Goods, Seperti mesin, traktor, pesawat udara

e.       Repeat purchase industrial Goods, seperti Chemical, botol plastik

 

Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dengan analisa persepsi dan peluang. Pengembangan produk merupakan aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada di perusahaan. Ada 3 fungsi penting dalam pengembangan produk :

1.       Pemasaran

Fungsi dan peran pemasaran diantaranya adalah menjembatani interaksi antara perusahaan dengan pelanggan, memfasilitasi proses identifikasi peluang produk, pendefinisian segmen pasar, dan identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian pemasaran secara khusus merancang komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan, menetapkan target harga dan erancang peluncuran serta promosi produk.

2.       Perancangan (Desain)

Fungsi perancangan memegang peranan penting dalam mendefinisikan bentuk fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Dalam konteks tersebut, tugas bagian perancangan mencakup desain engineering ( mekanik, elektrik, software dan lain-lain) dan desain industri (estetika, ergonomics, user interface )

3.       Manufaktur

Fungsi manufaktur terutama bertanggungjawab untuk merancang dan mengoperasikan sistem produksi pada proses produksi produk, meliputi pembelian, instalasi dan distribusi. Pada perusahaan umumnya ada 6 tahap proses :

a.       Fase 0 : Perencanaan Produk

b.       Fase 1 : Pengembangan Konsep

c.       Fase 2 : Perancangan tingkat sistem

d.       Fase 3 : Perancangan detail

e.       Fase 4 : Pengujian dan perbaikan

f.         Fase 5 : Produksi Awal

Setelah melalui tahap di atas, selanjutnya perusahaan akan melakukan aktivitas produksi, yaitu :

a.       Menentukan yang dibutuhkan pasar

b.       Kebijakan perusahaan

c.       Strategi bisnis

d.       Pencarian ide

e.       Mensintesis ide-ide

f.         Membuat perencanaan yang detil

g.       Memproduksi

h.       Memasarkan

Atribut dari suatu produk yang sukses dikembangkan di pasaran serta membuat konsumen tertarik untuk membelinya dan bertahan dalam waktu yang lama diantaranya adalah :

-          Biaya,  baik biaya memproduksi maupun biaya total

-          Kualitas

-          Waktu yang diperlukan untuk memproduksi

-          Mengembangkan teknik produksi masal ( repeat production )

Faktor-faktor kunci/utama seorang wirausaha dalam mengembangkan produk baru agar mampu survive atau bertahan dengan pesaing diantaranya adalah :

a.       Unik

b.       Fokus ke pelanggan dan berorientasi pasar

c.       Melakukan pekerjaan rumah yang penting, seperti studi pemasaran, predevelopment dan sejenisnya.

d.       Ketajaman dalam mendefinisikan produk yang akan dikembangkan

e.       Kesinambungan pelaksanaan, tidak boleh ada fase yang terputus atau didahulukan.

f.         Struktur organisasi dan iklim perusahaan

g.       Keputusan yang tepat dalam memilih suatu proyek

h.       Memasarkan dengan baik produk yang dibuat

i.         Keputusan-keputusan yang tepat dari top management

j.         Meningkatkan kecepatan produksi tanpa mengorbankan kualitas

k.       Mampu mengikuti proses-proses terbaru dengan sistematis

l.         Mampu menarik perhatian pasar

m.     Berpengalaman dan memiliki kemampuan dasar yang baik

 

PENGERTIAN KEMASAN PRODUK

Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar (Klimchuk dan Krasovec, 2006:33).

Menurut Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk. Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang kemasan menjadi faktor yang cukup penting sebagai alat pemasaran (Rangkuti, 2010:132).

Kemasan yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.

 

DESAIN KEMASAN

Desain merupakan seluruh proses pemikiran dan perasaan yang akan menciptakan sesuatu dengan menggabungkan fakta, konstruksi, fungsi dan estetika untuk memenuhi kebutuhan manusia. Desain adalah konsep pemecahan masalah rupa, warna, bahan, teknik, biaya, kegunaan dan pemakaian yang diungkapkan dalam gambar dan bentuk.

Penampilan yang baik dari kemasan dapat meningkatkan penjualan dari produk yang dikemas. Promosi dari produk sangat erat kaitannya dengan perilaku saingan dan perilaku konsumen. Banyak metode promosi yang dapat dilakukan seperti promosi melalui media massa, papan di jalanan, dan ini terutama dilakukan apabila produsen ingin memperkenalkan produk barunya. Untuk promosi setelah produk tersebut dikenal oleh konsumen, maka pengemasan produk memegang peranan yang penting. Berdasarkan pengamatan, banyak konsumen memilih satu jenis produk setelah melihat kemasannya. Hal ini dapat terjadi jika kemasan tersebut memberikan informasi yang cukup bagi calon pembeli, serta mempunyai desain yang menarik pembeli. Desain kemasan yang menarik, biasanya diperoleh setelah melalui penelitian yang cukup panjang mengenai selera konsumen, yang kemudian diterjemahkan dalam desain grafis cetakan. Desain yang baik tergantung pada keahlian desainer, jenis tinta, bahan dan mesin pencetak.

Perkembangan industri yang pesat menyebabkan kemasan menjadi faktor yang penting dalam pengangkutan dan penyimpanan barang-barang sesuai dengan perkembangan pasar lokal menjadi pasar nasional bahkan internasional. Pendapatan atau kemakmuran yang berkembang seiring dengan perkembangan industri, pada akhirnya menyebabkan konsumen dihadapkan pada pilihan yang beragam dari produk-produk yang bersaing untuk memperebutkan pasar. Hal ini mendorong pengusaha untuk mempengaruhi pilihan konsumen, yaitu dengan memperkenalkan konsep    branding untuk membangun personalitas produk yang dapat dikenali konsumen. Brand atau merk adalah nama, simbol, desain grafis atau kombinasi di antaranya untuk mengidentifikasi produk tertentu dan membedakannya dari produk pesaing. Nama brand yang dicetak dalam kemasan dapat menunjukkan citra produsen dan kualitas produk tertentu. Saat ini fungsi kemasan tidak hanya sebagai wadah untuk produk, tetapi sudah bergeser menjadi alat pemasaran. Pasar swalayan dan supermarket juga sudah berkembang dengan pesat, sehigga desain grafis pada kemasan produk juga semakin berkembang. Hal ini disebabkan karena pada pasar swalayan , kemasan dapat berfungsi sebagai wiraniaga diam yang dapat menjual suatu produk, dan perbedaan dalam bentuk dan dekorasi kemasan berpengaruh besar terhadap penjualan.

 

FAKTOR-FAKTOR PENTING DAN PERSYARATAN DESAIN KEMASAN

a.       Mampu menarik calon pembeli

Kemasan diharapkan mempunyai penampilan yang menarik dari semua aspek visualnya, yang mencakup bentuk, gambar-gambar khusus, warna, ilustrasi, huruf, merk dagang, logo dan tanda-tanda lainnya. Penampilan kemasan menggambarkan sikap laku perusahaan dalam mengarahkan produknya. Kurangnya perhatian akan kualitas produk dan desain kemasan yang tidak menarik akan menyebabkan keraguan pembeli terhadap produk tersebut. Penampilam suatu kemasan dapat bervariasi dengan perbedaan warna, bentuk, ukuran, ilustrasi grafis, bahan dan cetakannya. Kombinasi dari unsur-unsur tersebut dapat memantapkan identitas suatu produk atau perusahaan    tertentu.

Bentuk dan penampilan kemasan sangat mempengaruhi keberhasilan penjualan produk di pasar swalayan, karena waktu yang diperlukan oleh konsumen untuk memutuskan membeli atau tidak suatu produk di pasar swalayan hanya satu seperlima detik. Pada situasi swalayan, kemasan harus menarik perhatian di antara produk-produk yang saling bersaing. Agar kemasan menjadi menarik, disainer harus dapat menciptakan kemasan dengan bentuk yang unik, paduan warna yang serasi, tipografi yang sesuai desain yang praktis, menarik dan sebagainya.

b.       Menampilkan produk yang siap jual

Ketika konsumen sudah tertarik untuk membeli, pertimbangan konsumen berikutnya untuk menentukan membeli atau tidak adalah isi kemasan (produk di dalamnya). Oleh karena itu kemasan harus dapat menunjukkan kepada pembeli isi atau produk yang dikemasnya. Kelebihan-kelebihan dari produk harus dapat ditonjolkan pada kemasan, seakan-akan produk tersebut memang disajikan untuk calon pembeli secara memuaskan. Sasaran konsumen dari produk yang dijual ditunjukkan melalui desain kemasan, seperti misalnya kelompok usia (makanan bayi, susu formula), jenis kelamin dan kelompok etnis.

Hal ini berarti produsen perlu mengetahui motivasi konsumen dalam memilih. Motivasi konsumen dalam memilih antara lain karena: 1) murah, 2) sesuai dengan kebutuhan dan 3) kebanggaan. Pria akan lebih tertarik pada kemasan yang menunjukkan kejantanan, sedangkan wanita lebih menyukai produk yang tampak cantik. Anak muda lebih tertarik pada kemasan yang menggugah atau menggairahkan, sedangkan orangtua lebih konservatif. Desainer kemasan perlu mempelajari perilaku konsumen untuk menganalisa pengaruh kemasan terhadap pola pembelian konsumen, menemukan bagaimana kemasan diciptakan agar layak dalam lingkungan pasar yang makin kompleks, mengurangi waktu belanja, dan pengaruh kemasan dalam menarik mata pelanggan (eye catching). Minat konsumen untuk membeli dapat ditarik dengan memperagakan produk tersebut pada tempat  yang menyenangkan, dalam bentuk yang menarik dengan dukungan latar belakang yang baik. Contohnya dapat kita lihat pada kemasan untuk biskuit tertentu yang digambarkan langsung sehingga mengundang selera, kosmetik dan alat-alat rias wanita diberi kemasan yang berkesan glamour dengan menggunakan ilustrasi keindahan, wanita yang rapi atau lukisan.

 

c.       Informatif dan komunikatif

Gagalnya fungsi kemasan dapat menyebabkan produk yang dijual tidak akan pernah beranjak dari tempatnya. Kemasan harus dapat dengan cepat menyampaikan pesan dan dengan jelas semua informasi yang bersangkutan harus disampaikan kepada pembeli bahwa produk tersebut akan memuaskan kebutuhan dan lebih baik dari merek produk lain yang sejenis. Hal yang penting disampaikan di dalam kemasan adalah identitas produk, yang akan mempermudah seseorang menjadi tertarik akan suatu merek dibanding merek lain yang tidak jelas identifikasinya. Hal-hal yang dapat menunjukkan identitas produk seperti warna, rasa, bentuk dan ukuran harus dapat diketahui oleh konsumen melalui kemasan. Jenis atau identitas produk harus juga diberikan porsi menonjol pada panel utama kemasan. Identifikasi jenis produk dapat dicapai dengan menggunakan merek dagang dan    logo. Penekanan terakhir untuk jenis atau perusahaan dapat diwujudkan melalui penggunan kata-kata dan simbol-simbol khusus. Penempatan yang menonjol dari merek dagang atau logo membantu mengidentifikasi produk yang dikemas. Suatu produk dari suatu perusahaan dapat membantu penjualan produk-produk lain dari perusahaan yang sama. Kepuasan konsumen akan suatu produk akan mendorong pembeli untuk membeli produk lain dari perusahaan yang sama. Falsafah Inggris yang menyatakan ”the product is the package” atau barang produk ditentukan oleh kemasannya, hendaknya diterapkan oleh produsen. Mutu kemasan dinilai dari kemampuan dalam memenuhi fungsi yaitu kemasan dituntut untuk memiliki daya tarik lebih besar daripada barang yang dibungkus (misalnya kemasan minyak wangi). Keberhasilan suatu kemasan ditentukan oleh estetika dimana di dalamnya terkandung keserasian antara bentuk dan penataan desain grafis tanpa melupakan kesan jenis, ciri atau sifat barang yang diproduksi. Petunjuk yang lengkap untuk penggunaan produk dan kemasan sangat penting. Pada produk-produk makanan, kemudahan memahami petunjuk untuk menyiapkan dan menggunakan resep harus diikutsertakan. Petunjuk cara membersihkan untuk jenis pakaian tertentu adalah contoh lain untuk informasi penggunaan produk. Pada produk-produk yang membahayakan kesehatan pemakai, maka kemasan harus menekankan agar pengguna berhati-hati dalam bekerja. Informasi tentang cara penggunaan pada kemasan sangatlah membantu. Petunjuk yang benar tentang cara membuka dan menutup kembali kemasan harus diberikan. Semua gambaran yang menyenangkan, khususnya yang baru atau berbeda harus ditunjukkan.

Semua informasi yang dibutuhkan yang menyangkut undang-undang harus terlihat pada kemasan, meskipun persyaratan-persyaratan tersebut sangat tergantung pada klasifikasi produk termasuk hal-hal seperti nama dan alamat pembuat kemasan, berat bersih, kandungan-kandungannya dan pernyataan-pernyataan lain. Informasi ini harus ditulis dan ditunjukkan serta mudah dilihat, dibaca dan dimengerti oleh konsumen. Berat bersih,    harus selalu diperlihatkan pada label    kemasan.

d.       Menciptakan rasa butuh terhadap produk

Banyak produk dengan jenis yang sama tetapi merk berbeda terdapat di pasaran, yang menyebabkan terjadinya persaingan antar produsen. Raphael (1963) mengemukakan hasil studi mengenai ”The 7th Du Pont Consumer Buying Habits”, yaitu bahwa 62,6% pembeli yang diwawancarai di toko swalayan tidak memiliki daftar belanja. Karena itu kondisi sesaat, seperti telah diuraikan diatas, desain kemasan dapat merebut hati pembeli untuk memilih produk yang ditampilkan. Kemasan yang dapat menimbulkan minat yang kuat terhadap produk akan terpilih pada waktu yang cukup lama. Salah satu cara untuk menimbulkan minat terhadap suatu produk adalah dengan mengingatkan calon pembeli terhadap iklan yang pernah dibuat. Kemasan harus mampu menerangkan dengan jelas iklan tersebut. Ikon-ikon mengenai manfaat kesehatan serta kemewahan yang ditonjolkan pada kemasan akan dapat menunjang pemenuhan kebutuhan psikologis dan memudahkan pembelian produk tersebut. Dengan meningkatkan ingatan membeli akan iklan, penekanan pada kesenangan dan penunjangan fasilitas untuk pemenuhan kebutuhan psikologis, kemasan dapat membantu menimbulkan rasa butuh terhadap produk tersebut.

 

READ MORE - DASAR-DASAR KEWIRAUSAHAAN