DASAR-DASAR
KEWIRAUSAHAAN
1. Pengertian
Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah kemampuan
dan tindakan untuk menciptakan sesuatu yang dapat memberikan peluang dan nilai
tambah.
Menurut Ropke, kewirausahaan merupakan proses penciptaan sesuatu yang baru
(kreasi baru) dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang telah ada(inovasi),
dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi
masyarakat.
2. Karakteristik
Wirausaha
Dari hasil penelitian
Prof.Dr.Yuyus Suryana, S.E., M.S. dan Dr. Ir. Kartib Bayu, M.Si. karakteristik
yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha dibagi ke dalam lima golongan besar,
yaitu :
a.
Memiliki
motivasi yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan, karakternya: 1) Pekerja keras,
2) Tidak pernah menyerah, 3) Memiliki semangat, 4) Memiliki komitmen yang
tinggi.
b.
Berorientasi
ke masa depan, karakternya adalah : 1) Visioner, 2) Berpikir Positif, 3)
Memiliki pengetahuan yang luas
c.
Memiliki
jiwa kepemimpinan yang unggul, karakternya adalah : 1) Berani bertindak, 2)
Membangun tim yang baik, 3) Berpikir dan berjiwa besar, 4) Berani megambil
resiko, 5) memiliki Mentor, 6) Berpikir terbuka, 7) Kepercayaan
d.
Memiliki
jaringan usaha yang luas dengan karakter : 1) jaringan kerja, 2) Teman, 3)
Kerjasama
e.
Tanggap
dan kreatif menghadapi perubahan, karakternya : Berpikir kritis, menyenangkan,
proaktif, kreatif, inovatif, efisien, produktif dan orisinal.
MENANGKAP PELUANG USAHA
1. Peta Peluang Usaha
Menetapkan peta
peluang usaha atau bisnis bukanlah hal yang gampang. Selain membutuhkan kecakapan
dan ketentuan serta memerlukan sikap arif dan bijaksana. Peta peluang usaha
yang berhasil akan diidentifikasikan oleh pengalaman dan pendekatan terhadap
faktor manusia, sedangkan kunci peluang usaha lainnya lebih banyak ditentukan
oleh teknologi informasi dan komunikasi.
Wirausahawan adalah
orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai peta peluang usaha
yang sudah ada, serta menghimpun sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna
mendapatkan keuntungan. Mereka sanggup membuat penemuan-penemuan baru yang
mampu membuat terobosan dan memanfaatkan peta peluang usaha yang menguntungkan.
Berdasarkan peta peluang usaha, wirausahawan dapat memasarkan barang-barang
baru, menciptakan pasar baru, dan berusaha agar usaha yang yang ditanganinya
mampu bersaing dan maju pesat. Dari peta peluang usaha dapat dijalankan atau
dilanjutkan dengan peta situasi dan kondisi lingkungan usaha yaitu :
a.
Berapa luas pasarnya dan siapa calon pembelinya
b.
Siapa pesaing usahanya dan bagaimana kemampuannya
c.
Bagaimana kebijakan pemerintah terhadap bidang usaha yang
digeluti
d.
Bagaimana perkembangan teknologi dalam bidang usaha yang
digeluti
e.
Apakah perekonomian Indonesia sedang menanjak baik atau
sedang mengalami inflasi atau resesi
f.
Adakah hambatan-hambatan di dalam usahanya
2. Strategi Menangkap Peluang Usaha
Strategi adalah
kiat atau siasat. Peluang usaha yang ada harus dimanfaatkan dengan strategi
yang tepat. Strategi pemanfaatan peluang usaha dapat dilakukan dengan :
a.
Intergrasi Vertikal
Menangkap peluang
usaha dengan mengadakan kerja sama secara kontinue saling mendukung atau
menggabungkan 2 atau lebih usaha, misalnya pengusaha peternak ayam dengan
restoran aneka masakan ayam.
b.
Menambah kapasitas
Strategi dengan
menambah jumlah barang yang akan diproduksi, misalnya pada musim mendekati hari
raya, maka perusahaan garmen akan menambah jumlah produk pakaian sebagai
antisipasi naiknya daya beli masyarakat.
c.
Memasuki bisnis baru
Strategi yang
dilakukan dengan memasuki bisnis yang benar-benar baru yang sebelumnya tidak
ada, atau sebagai pengembangan dari usaha yang telah ada, misalkan perusahaan
restoran makanan mengembangkan usahanya dengan menambah arena mainan di
lingkungan sekitar restoran yang tujuan usahanya adalah agar pengunjung tidak
hanya menikmati makanannya saja melainkan bisa sekaligus refreshing bagi
keluarganya.
ANALISIS PELUANG USAHA
Seorang wirausaha
harus dapat memanfaatkan peluang usaha secara sistematis dan bertujuan, dimulai
dari analisis sumber-sumber peluang usaha yang ada di perusahaannya secara
luas. Adapun persiapan dalam pelaksanaan analisis usaha dapat dilakukan sebagai
berikut :
1.
Meneliti berapa luas usaha yang akan di pilih
2.
Bentuk usaha apa yang akan di pilih .
3.
Jenis usaha apa yang akan ditekuninya .
4.
Bagaimana mangenai informasi usaha yang akan diterima .
5.
Adakah peta peluang usaha yang menguntungkan
Di dalam
menganalisis peluang usaha, harus di mulai dengan perencanaan yang matang dan
penuh perhitungan tentang segala kemungkinan yang akan menggagalkan usaha atau bisnisnya.
Jangan gegabah dan asal-asalan, meniru tanpa berpikir atau menyerah pada nasib.
Dengan adanya analisis SWOT (Strength artinya
kekuatan, Weakness artinya kelemahan,
Opportunity artinya peluang, dan Threat artinya ancaman), Berarti kita
dapat mengetahui peta peluang usaha di mana kita berada. Di dalam analisis SWOT
ini, peluang merupakan tantangan yang harus di hadapi dan harus diambil. Untuk
mengambil keputusan diperlukan naluri, keberanian, dan nalar kritis. Peluang
dapat muncul secara tiba-tiba, namun mungkin juga sudah di ketahui sebelumnya.
Adapun proses
analisis peluang usaha secara sistematis meliputi delapan langkah :
1.
Menentukan tujuan usaha
2.
Mengumpulkan fakta-fakta ,data,dan informasi .
3.
Mengadakan analisis mengenai fakta–fakta, data, informasi
4.
Merumuskan secara tegas, tepat ,dan bertanggung jawab.
5.
Merumuskan berbagai macam alternatif dan memilih
alternatif yang terbaik,untuk merealisasi sasaran bidang usaha yang
diinginkannya.
6.
Merumuskan rencana strategis usaha jangka panjang.
7.
Merumuskan rencana taktik usaha jangka pendek .
8.
Menyusun anggaran belanja bidang usaha atau perusahaan
MERANCANG
PROSES PRODUKSI
Perencanaan
proses produksi adalah perencanaan tentang produk apa dan berapa
jumlahnya masing-masing, yang segera diproduksikan pada periode yang akan
datang. Akan tetapi, semua produk yang tercantum di dalam perencanaan
proses produksi barang/jasa, belum tentu akan dicantumkan seluruhnya pada
suatu periode yang akan datang.
Adapun
perbedaan antara perencanaan proses produk dan perencanaan proses produksi
adalah bahwa pada perencanaan proses produk akan banyak menyangkut
aspek-aspek teknis, sedangkan pada perencanaan proses produksi akan lebih
banyak menyangkut aspek-aspek ekonomis. Pada perencanaan proses produksi,
dititik beratkan kepada produk apa, produk yang bagaimana, dan
berapa jumlah produk yang akan diproduksi.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun perencanaan
proses produksi dan jasa
Di
dalam membuat perencanaan proses produksi dan jasa yang tepat, seorang
wirausahawan perlu memperhatikan dan mempertimbangkan masalah intern dan
masalah ekstern perusahaan.
Masalah
intern adalah masalah yang datangnya dari dalam perusahaan sendiri,
seperti mesinmesin, peralatan, bahan baku, dan tenaga kerja. Adapun masalah
ekstern perusahaan adalah masalah yang datangnya dari luar
perusahaan, seperti keadaan politik, ekonomi, resesi, deflasi, inflasi,
deregulasi, kebijaksanaan pemerintah, dan devaluasi. Untuk menetapkan
perencanaan proses produksi dan jasa, seorang wirausahawan perlu memperhatikan
berbagai faktor sebagai berikut :
a.
Manfaat
produk bagi konsumen;
b.
Permintaan
pasar terhadap produk;
c.
Potensi
usaha seorang wirausahawan untuk memperoleh keuntungan;
d.
Fasilitas
operasi proses produksi;
e.
Kekuatan
persaingan dari perusahaan lain;
f.
Kemampuan
distribusinya;
g.
Pengembangan
produk pada masa yang akan datang.
PRODUK BARANG DAN JASA
Produk yang dipilih oleh seorang
wirausahawan harus memperhatikan kebutuhan dan keinginan serta selera
masyarakat. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada suatu pasar agar diperhatikan,
diminta, dibeli dan dikonsumsi sehingga dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan
seseorang. Selain banyak pilihan, dalam pembuatan produk selalu mengutamakan :
-
Selera
masyarakat
-
Permintaan
masyarakat
-
Trend
dan perubahan yang terjadi
-
Kenyamanan
dan gaya produk
-
Kemudahan
dan keamanan
Sebelum memulai membuat produk, alangkah
lebih baik jika worausahawan melakukan studi kelayakan terlebih dahulu agar
mengetahui produk tersebut layak atau tidak untuk dilaksanakan.
1. Produk
Barang
Identifikasi kebutuhan konsumen
meliputi hal-hal berikut ini :
a.
Kebutuhan
pokok/utama ( primer ) yaitu kebutuhan untuk menunjang kebutuhan pribadi yang
utama
b.
Kebutuhan
penunjang ( sekunder ), yaitu kebutuhan yang sifatnya menunjang kehidupan lebih
baik
c.
Kebutuhan
pelengkap dan mewah (tersier) yaitu pelengkap kebutuhan yang sifatnya mewah.
Seorang wirausaha
mengklasifikasikan barang berdasarkan pada kebiasaan konsumen, diantaranya :
a.
Barang
yang mudah didapat (convenience goods)
b.
Barang
shopping (Shooping goods)
Ciri khusus yang dibuat untuk
konsumen agar mudah mengenali, seperti kualitas, keunggulan, model dan
penampilan dari produk yang dibuat.
2. Produk
Jasa
Jasa adalah setiap kegiatan
atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang sifat dan
bentuknya ditunjukkan dengan ciri sebagai berikut :
a.
Tidak
berwujud ( intangibility)
b.
Tidak
dapat dipisahkan ( inseparability )
c.
Berubah-ubah
(variability )
d.
Daya
tahan ( perishability )
Mengenali informasi dari konsumen
mengenai produk dan jasa yang sedang diminati dan dibutuhkan saat ini,
merupakan langkah awal yang tepat sebelum menentukan produk dan jasa apa yang
akan dihasilkan. Untuk itu, perusahaan penghasil barang/jasa harus selalu
berusaha berinovasi terhadap jenis produk dan jasa yang benar-benar dibutuhkan
oleh konsumen. Jenis produk dapat dibedakan menjadi :
a.
Consumers
goods
b.
Industrial
goods
Jenis produk berdasarkan
tujuan pemakaiannya terdiri atas :
a.
Shooping
goods, barang yang perlu pertimbangan kualitas, harga, kemasan dan jenis
b.
Convenience
goods, barang yang mudah dicari jika diperlukan setiap saat
c.
Speciality
goods, barang yang memerlukan pelayanan pelayanan khusus dan terdapat di toko
tertentu
d.
Unsought
goods, barang yang tidak dicari dan pemasarannya dengan mendatangi konsumen.
Setiap produk yang dihasilkanpasti
memenuhi kepuasan konsumen karena merupakan refleksi kualitas dari produk
tersebut. Secara garis besar ada 5 kategori utama untuk produk, yaitu :
a.
Produk
komoditi atau mirip komoditi, misalnya beras, garam, korek api kayu.
b.
Non Durable Consumers Goods atau sering disebut juga
fast moving consumer goods, seperti rokok, sabun, pasta gigi, sampo dan
seterusnya.
c.
Durable/big ticket item
custumer goods.
Contoh TV, mobil, Rumah
d.
One Shot Deal Industries
Goods,
Seperti mesin, traktor, pesawat udara
e.
Repeat purchase industrial
Goods,
seperti Chemical, botol plastik
Pengembangan produk merupakan serangkaian
aktivitas yang dimulai dengan analisa persepsi dan peluang. Pengembangan produk
merupakan aktivitas lintas disiplin yang membutuhkan kontribusi dari hampir
semua fungsi yang ada di perusahaan. Ada 3 fungsi penting dalam pengembangan
produk :
1.
Pemasaran
Fungsi dan peran pemasaran
diantaranya adalah menjembatani interaksi antara perusahaan dengan pelanggan,
memfasilitasi proses identifikasi peluang produk, pendefinisian segmen pasar,
dan identifikasi kebutuhan pelanggan. Bagian pemasaran secara khusus merancang
komunikasi antara perusahaan dengan pelanggan, menetapkan target harga dan
erancang peluncuran serta promosi produk.
2.
Perancangan
(Desain)
Fungsi perancangan memegang
peranan penting dalam mendefinisikan bentuk fisik produk agar dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan. Dalam konteks tersebut, tugas bagian perancangan mencakup
desain engineering ( mekanik, elektrik, software dan lain-lain) dan desain
industri (estetika, ergonomics, user interface )
3.
Manufaktur
Fungsi manufaktur terutama
bertanggungjawab untuk merancang dan mengoperasikan sistem produksi pada proses
produksi produk, meliputi pembelian, instalasi dan distribusi. Pada perusahaan
umumnya ada 6 tahap proses :
a.
Fase
0 : Perencanaan Produk
b.
Fase
1 : Pengembangan Konsep
c.
Fase
2 : Perancangan tingkat sistem
d.
Fase
3 : Perancangan detail
e.
Fase
4 : Pengujian dan perbaikan
f.
Fase
5 : Produksi Awal
Setelah melalui tahap di
atas, selanjutnya perusahaan akan melakukan aktivitas produksi, yaitu :
a.
Menentukan
yang dibutuhkan pasar
b.
Kebijakan
perusahaan
c.
Strategi
bisnis
d.
Pencarian
ide
e.
Mensintesis
ide-ide
f.
Membuat
perencanaan yang detil
g.
Memproduksi
h.
Memasarkan
Atribut dari suatu produk
yang sukses dikembangkan di pasaran serta membuat konsumen tertarik untuk
membelinya dan bertahan dalam waktu yang lama diantaranya adalah :
-
Biaya, baik biaya memproduksi maupun biaya total
-
Kualitas
-
Waktu
yang diperlukan untuk memproduksi
-
Mengembangkan
teknik produksi masal ( repeat production )
Faktor-faktor kunci/utama
seorang wirausaha dalam mengembangkan produk baru agar mampu survive atau
bertahan dengan pesaing diantaranya adalah :
a.
Unik
b.
Fokus
ke pelanggan dan berorientasi pasar
c.
Melakukan
pekerjaan rumah yang penting, seperti studi pemasaran, predevelopment dan
sejenisnya.
d.
Ketajaman
dalam mendefinisikan produk yang akan dikembangkan
e.
Kesinambungan
pelaksanaan, tidak boleh ada fase yang terputus atau didahulukan.
f.
Struktur
organisasi dan iklim perusahaan
g.
Keputusan
yang tepat dalam memilih suatu proyek
h.
Memasarkan
dengan baik produk yang dibuat
i.
Keputusan-keputusan
yang tepat dari top management
j.
Meningkatkan
kecepatan produksi tanpa mengorbankan kualitas
k.
Mampu
mengikuti proses-proses terbaru dengan sistematis
l.
Mampu
menarik perhatian pasar
m.
Berpengalaman
dan memiliki kemampuan dasar yang baik
PENGERTIAN
KEMASAN
PRODUK
Kemasan
adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra,
tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat
dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim,
mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar
(Klimchuk dan Krasovec, 2006:33).
Menurut
Kotler & Keller (2009:27), pengemasan adalah kegiatan merancang dan
memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Pengemasan adalah
aktivitas merancang dan memproduksi kemasan atau pembungkus untuk produk.
Biasanya fungsi utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk. Namun, sekarang
kemasan menjadi faktor yang cukup penting sebagai alat pemasaran (Rangkuti,
2010:132).
Kemasan
yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong
penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli dan mampu
menarik atau menyingkirkan pembeli. Pengemasan suatu produk biasanya dilakukan
oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen terhadap pembelian barang.
Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada kemasan produknya dan
menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan produsen lain yang
memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.
DESAIN
KEMASAN
Desain
merupakan seluruh proses pemikiran dan perasaan yang akan menciptakan sesuatu
dengan menggabungkan fakta, konstruksi, fungsi dan estetika untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Desain adalah konsep pemecahan masalah rupa, warna, bahan,
teknik, biaya, kegunaan dan pemakaian yang diungkapkan dalam gambar dan bentuk.
Penampilan
yang baik dari kemasan dapat meningkatkan penjualan dari produk yang dikemas.
Promosi dari produk sangat erat kaitannya dengan perilaku saingan dan perilaku
konsumen. Banyak metode promosi yang dapat dilakukan seperti promosi melalui
media massa, papan di jalanan, dan ini terutama dilakukan apabila produsen
ingin memperkenalkan produk barunya. Untuk promosi setelah produk tersebut
dikenal oleh konsumen, maka pengemasan produk memegang peranan yang penting.
Berdasarkan pengamatan, banyak konsumen memilih satu jenis produk setelah
melihat kemasannya. Hal ini dapat terjadi jika kemasan tersebut memberikan
informasi yang cukup bagi calon pembeli, serta mempunyai desain yang menarik
pembeli. Desain kemasan yang menarik, biasanya diperoleh setelah melalui
penelitian yang cukup panjang mengenai selera konsumen, yang kemudian
diterjemahkan dalam desain grafis cetakan. Desain yang baik tergantung pada
keahlian desainer, jenis tinta, bahan dan mesin pencetak.
Perkembangan
industri yang pesat menyebabkan kemasan menjadi faktor yang penting dalam
pengangkutan dan penyimpanan barang-barang sesuai dengan perkembangan pasar
lokal menjadi pasar nasional bahkan internasional. Pendapatan atau kemakmuran
yang berkembang seiring dengan perkembangan industri, pada akhirnya menyebabkan
konsumen dihadapkan pada pilihan yang beragam dari produk-produk yang bersaing
untuk memperebutkan pasar. Hal ini mendorong pengusaha untuk mempengaruhi
pilihan konsumen, yaitu dengan memperkenalkan
konsep branding untuk membangun personalitas produk yang
dapat dikenali konsumen. Brand atau merk adalah nama, simbol, desain grafis
atau kombinasi di antaranya untuk mengidentifikasi produk tertentu dan
membedakannya dari produk pesaing. Nama brand yang dicetak dalam kemasan dapat
menunjukkan citra produsen dan kualitas produk tertentu. Saat ini fungsi
kemasan tidak hanya sebagai wadah untuk produk, tetapi sudah bergeser menjadi
alat pemasaran. Pasar swalayan dan supermarket juga sudah berkembang dengan
pesat, sehigga desain grafis pada kemasan produk juga semakin berkembang. Hal
ini disebabkan karena pada pasar swalayan , kemasan dapat berfungsi sebagai
wiraniaga diam yang dapat menjual suatu produk, dan perbedaan dalam bentuk dan
dekorasi kemasan berpengaruh besar terhadap penjualan.
FAKTOR-FAKTOR
PENTING DAN PERSYARATAN DESAIN KEMASAN
a.
Mampu menarik calon pembeli
Kemasan
diharapkan mempunyai penampilan yang menarik dari semua aspek visualnya, yang
mencakup bentuk, gambar-gambar khusus, warna, ilustrasi, huruf, merk dagang,
logo dan tanda-tanda lainnya. Penampilan kemasan menggambarkan sikap laku
perusahaan dalam mengarahkan produknya. Kurangnya perhatian akan kualitas
produk dan desain kemasan yang tidak menarik akan menyebabkan keraguan pembeli
terhadap produk tersebut. Penampilam suatu kemasan dapat bervariasi dengan
perbedaan warna, bentuk, ukuran, ilustrasi grafis, bahan dan cetakannya.
Kombinasi dari unsur-unsur tersebut dapat memantapkan identitas suatu produk
atau perusahaan tertentu.
Bentuk
dan penampilan kemasan sangat mempengaruhi keberhasilan penjualan produk di
pasar swalayan, karena waktu yang diperlukan oleh konsumen untuk memutuskan
membeli atau tidak suatu produk di pasar swalayan hanya satu seperlima detik.
Pada situasi swalayan, kemasan harus menarik perhatian di antara produk-produk
yang saling bersaing. Agar kemasan menjadi menarik, disainer harus dapat
menciptakan kemasan dengan bentuk yang unik, paduan warna yang serasi,
tipografi yang sesuai desain yang praktis, menarik dan sebagainya.
b. Menampilkan
produk yang siap jual
Ketika
konsumen sudah tertarik untuk membeli, pertimbangan konsumen berikutnya untuk
menentukan membeli atau tidak adalah isi kemasan (produk di dalamnya). Oleh
karena itu kemasan harus dapat menunjukkan kepada pembeli isi atau produk yang
dikemasnya. Kelebihan-kelebihan dari produk harus dapat ditonjolkan pada
kemasan, seakan-akan produk tersebut memang disajikan untuk calon pembeli
secara memuaskan. Sasaran konsumen dari produk yang dijual ditunjukkan melalui
desain kemasan, seperti misalnya kelompok usia (makanan bayi, susu formula),
jenis kelamin dan kelompok etnis.
Hal
ini berarti produsen perlu mengetahui motivasi konsumen dalam memilih. Motivasi
konsumen dalam memilih antara lain karena: 1) murah, 2) sesuai dengan kebutuhan
dan 3) kebanggaan. Pria akan lebih tertarik pada kemasan yang menunjukkan
kejantanan, sedangkan wanita lebih menyukai produk yang tampak cantik. Anak
muda lebih tertarik pada kemasan yang menggugah atau menggairahkan, sedangkan
orangtua lebih konservatif. Desainer kemasan perlu mempelajari perilaku
konsumen untuk menganalisa pengaruh kemasan terhadap pola pembelian konsumen,
menemukan bagaimana kemasan diciptakan agar layak dalam lingkungan pasar yang
makin kompleks, mengurangi waktu belanja, dan pengaruh kemasan dalam menarik
mata pelanggan (eye catching). Minat konsumen untuk membeli dapat
ditarik dengan memperagakan produk tersebut pada tempat yang
menyenangkan, dalam bentuk yang menarik dengan dukungan latar belakang yang
baik. Contohnya dapat kita lihat pada kemasan untuk biskuit tertentu yang
digambarkan langsung sehingga mengundang selera, kosmetik dan alat-alat rias
wanita diberi kemasan yang berkesan glamour dengan menggunakan ilustrasi
keindahan, wanita yang rapi atau lukisan.
c. Informatif
dan komunikatif
Gagalnya
fungsi kemasan dapat menyebabkan produk yang dijual tidak akan pernah beranjak
dari tempatnya. Kemasan harus dapat dengan cepat menyampaikan pesan dan dengan
jelas semua informasi yang bersangkutan harus disampaikan kepada pembeli bahwa
produk tersebut akan memuaskan kebutuhan dan lebih baik dari merek produk lain
yang sejenis. Hal yang penting disampaikan di dalam kemasan adalah identitas
produk, yang akan mempermudah seseorang menjadi tertarik akan suatu merek
dibanding merek lain yang tidak jelas identifikasinya. Hal-hal yang dapat
menunjukkan identitas produk seperti warna, rasa, bentuk dan ukuran harus dapat
diketahui oleh konsumen melalui kemasan. Jenis atau identitas produk harus juga
diberikan porsi menonjol pada panel utama kemasan. Identifikasi jenis produk
dapat dicapai dengan menggunakan merek dagang dan logo.
Penekanan terakhir untuk jenis atau perusahaan dapat diwujudkan melalui
penggunan kata-kata dan simbol-simbol khusus. Penempatan yang menonjol dari
merek dagang atau logo membantu mengidentifikasi produk yang dikemas. Suatu
produk dari suatu perusahaan dapat membantu penjualan produk-produk lain dari
perusahaan yang sama. Kepuasan konsumen akan suatu produk akan mendorong
pembeli untuk membeli produk lain dari perusahaan yang sama. Falsafah Inggris
yang menyatakan ”the product is the package” atau barang produk
ditentukan oleh kemasannya, hendaknya diterapkan oleh produsen. Mutu kemasan
dinilai dari kemampuan dalam memenuhi fungsi yaitu kemasan dituntut untuk
memiliki daya tarik lebih besar daripada barang yang dibungkus (misalnya
kemasan minyak wangi). Keberhasilan suatu kemasan ditentukan oleh estetika
dimana di dalamnya terkandung keserasian antara bentuk dan penataan desain
grafis tanpa melupakan kesan jenis, ciri atau sifat barang yang diproduksi.
Petunjuk yang lengkap untuk penggunaan produk dan kemasan sangat penting. Pada
produk-produk makanan, kemudahan memahami petunjuk untuk menyiapkan dan
menggunakan resep harus diikutsertakan. Petunjuk cara membersihkan untuk jenis
pakaian tertentu adalah contoh lain untuk informasi penggunaan produk. Pada
produk-produk yang membahayakan kesehatan pemakai, maka kemasan harus
menekankan agar pengguna berhati-hati dalam bekerja. Informasi tentang cara
penggunaan pada kemasan sangatlah membantu. Petunjuk yang benar tentang cara
membuka dan menutup kembali kemasan harus diberikan. Semua gambaran yang
menyenangkan, khususnya yang baru atau berbeda harus ditunjukkan.
Semua
informasi yang dibutuhkan yang menyangkut undang-undang harus terlihat pada
kemasan, meskipun persyaratan-persyaratan tersebut sangat tergantung pada
klasifikasi produk termasuk hal-hal seperti nama dan alamat pembuat kemasan,
berat bersih, kandungan-kandungannya dan pernyataan-pernyataan lain. Informasi
ini harus ditulis dan ditunjukkan serta mudah dilihat, dibaca dan dimengerti
oleh konsumen. Berat bersih, harus selalu diperlihatkan
pada label kemasan.
d. Menciptakan
rasa butuh terhadap produk
Banyak
produk dengan jenis yang sama tetapi merk berbeda terdapat di pasaran, yang
menyebabkan terjadinya persaingan antar produsen. Raphael (1963) mengemukakan
hasil studi mengenai ”The 7th Du Pont Consumer Buying Habits”, yaitu
bahwa 62,6% pembeli yang diwawancarai di toko swalayan tidak memiliki daftar
belanja. Karena itu kondisi sesaat, seperti telah diuraikan diatas, desain
kemasan dapat merebut hati pembeli untuk memilih produk yang ditampilkan.
Kemasan yang dapat menimbulkan minat yang kuat terhadap produk akan terpilih
pada waktu yang cukup lama. Salah satu cara untuk menimbulkan minat terhadap
suatu produk adalah dengan mengingatkan calon pembeli terhadap iklan yang
pernah dibuat. Kemasan harus mampu menerangkan dengan jelas iklan tersebut.
Ikon-ikon mengenai manfaat kesehatan serta kemewahan yang ditonjolkan pada
kemasan akan dapat menunjang pemenuhan kebutuhan psikologis dan memudahkan
pembelian produk tersebut. Dengan meningkatkan ingatan membeli akan iklan,
penekanan pada kesenangan dan penunjangan fasilitas untuk pemenuhan kebutuhan
psikologis, kemasan dapat membantu menimbulkan rasa butuh terhadap produk
tersebut.